Pebelajar (Learner) Sejati Butuh Belajar, bukan Diwajibkan Belajar
Pebelajar (Learner) sejati butuh belajar, bahkan sebelum diwajibkan
belajar oleh pemerintah melalui undang-undang 9 dan 12 tahun. Apakah semua
pebelajar menjadikan belajar suatu kebutuhan? Inilah pengatar artikel
pendidikan kali ini sebelum membahas bagaimana menumbuhkan kesadaran bagi
pembelajar atau learner bahwa belajar menjadi habit dan kebutuhan bagi
dirinya. Learner synonym (sama artinya) dengan pebelajar (orang yang butuh
belajar). Pertama-tama kita akan membahas tentang ilmu.
Ilmu
Apakah ilmu itu? Ilmu adalah seperangkat software yang
secara genetik telah ada dan diturunkan secara turun-temurun. Saya tidak setuju
dengan pendapat yang mengatakan bahwa manusia pada awal kehidupannya tidak
berpengetahuan seperti kertas putih (Maslow). Manusia telah diwarisi ilmu atau
pengetahuan sejak dalam kandungan bersamaan dengan ditiupkannya ruh oleh Tuhan.
Ada perkataan Nabi berupa hadits tentang menuntut ilmu bahwa menuntut
ilmu itu wajib sejak dari ayunan hingga liang kubur. Artinya menuntut ilmu
adalah ibadah yang diwajibkan karena sebagai ibadah harusnya pebelajar
menyenangi ibadah ini. Toh, tidak akan sia-sia dan merugikan.
Ilmu adalah seperangkat pengetahuan tentang kiat hidup agar
manusia bahagia dan selamat dunia dan akhirat (menurut Ki Hajar Dewantara). Tujuan
akhir dari perolehan ilmu adalah bahagia dan selamat. Ketika pebelajar kelak sukses,
bermartabat, banyak memberikan manfaat kepada orang lain dengan tulus, bukankah
itu kebahagiaan? Bukankah itu pula yang akan membawanya pada keselamatan? Maka,
jika tahu tujuan akhir dari ilmu adalah bahagia dan selamat, belajar dengan sadar
adalah kebutuhan pokok sebagaimana oksigen yang kita hirup.
Pencari Ilmu (Learner)
Pencari Ilmu yang kemudian disebut dengan murid, santri,
siswa, peserta didik, dan mahasiswa adalah mereka yang butuh menuntut ilmu, butuh
belajar. Sebagai pebelajar (learner), ia butuh ilmu dan pengetahuan yang
dibutuhkannya untuk mencapai cita-cita.
Para pencari ilmu dalam proses pencariannya bersamaan dengan
waktu mereka akan bertemu dengan pembelajar (guru, ulama, kyai, ustad, dosen,
dan sebagainya) untuk melakukan proses belajar secara sadar dan sukarela.
Penekanan pada sadar dan sukarela ini penting karena dua
modal itulah yang akan mengantarkan mereka pada kesuksesan kebermanfaatan ilmu yang
telah pebelajar pelajari dari seorang pembelajar.
Cara mencari ilmu
Bagaimana cara mencari ilmu bagi pebelajar? Secara formal pebelajar harus mengalami proses belajar di lembaga pendidikan (sekolah, pondok, atau kampus). Ada pula pebelajar yang menuntut ilmu tidak secara formal seperti berguru kepada orang tentang minat khusus (di luar persyaratan lembaga pendidikan umum). Ada hal khusus berkaitan dengan pencarian ilmu bagi pebelajar yakni terhubungnya pebelajar (student connections) dengan pembelajar (guru). Koneksi ini bisa dengan berbagai cara misal dengan sikap hormat dan memuliakan guru atau kebiasaan mendoakan guru dan sebagainya. Hal ini dilakukan pebelajar sebagai bentuk penghargaan dan syukur atas rezeki paham terhadap ilmu yang dipelajari. Bukankah paham terhadap yang dipelajari termasuk rezeki dari Tuhan melalui guru?
Hakikatnya, bukankah ilmu tidak hanya diperoleh dari bangku
sekolah? Bukankah masih dan lebih banyak portal ilmu (student portal)
google misalnya untuk dipelajari di luar lingkungan lembaga pendidikan formal? Bahkan
ada pula sekolah yang hanya dilakukan secara daring (online). Pebelajar hanya
melakukan registrasi kemudian student login (masuk) dan membayar tagihan
belajar (student loans) yang juga secara digital. Misal japanese learner, english
learner, belajar bahasa korea, HARISENIN.COM KELAS ONLINE TERBAIK 2022, HARISENIN.COMKELAS ONLINE PILIHAN INDONESIA, dan sebagainya secara online
Secara khusus dalam kitab Ta’lim Muta’allim disebutkan keutamaan ilmu dan keutamaan para pencari ilmu. Para pencari ilmu distatuskan sebagai pejuang Tuhan, pejuang kebenaran. Dalam kitab tersebut pula dinyatakan bahwa adab kepada guru akan berbuah kemanfaatan dan keberkahan ilmu yang diperoleh si pembelajar atau learner.
Kiat mencintai ilmu
Ada beberapa kiat mencintai ilmu. Mencintai ilmu memiliki
makna sangat bersemangat belajar dan sadar bahwa belajar adalah kebutuhan. Beberapa
cara tersebut antara lain.
Pertama
Suka membaca (literat). Suka membaca secara harfiah adalah
literasi yang melibatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis,
dan menghitung. Secara khusus suka membaca adalah orang yang suka bertafakur,
selalu berpikir tentang segala sesuatu yang Tuhan ciptakan.
Kedua
Mengaitkan ilmu dengan hobi. Inilah yang paling banyak
dilakukan oleh orang-orang yang terbukti sukses. Semisal pebelajar hobi
memancing, maka harus banyak belajar tentang peralatan pancing, cara memancing,
jenis-jenis ikan, bahkan nama-nama ikan. Cara yang kedua ini banyak
direkomendasikan oleh orang-orang yang sukses.
Bukankah belajar tidak hanya di sekolah? Pebelajar yang
mencintai ilmu, selalu punya cara mengenai cara belajar, tempat ternyaman
belajar, gaya belajar yang disukai (types of learner), bahkan teman
belajar terbaik. Pebelajar bisa mendapat ilmu di mana saja, bisa googling, youtubing,
atau melalui eksperimen.
Manfaat ilmu
Nah, bagian ini akan saya persingkat. Ada sebuah perkataan
Nabi bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya
kepada sesama manusia. Bagaimana cara menjadi orang yang sebaik itu? Tentu hanya
dengan belajar, dengan ilmu. Ini saja.
INFORMASI PENTING
Ada Lomba Menulis Artikel Blog Nasional 2022, informasi selengkapnya pada tautan pada gambar bawah ini.
Sumber gambar:
www.harisenin.com/schoolhttps://tipssukses.harisenin.com/seo-blogging-competition-harisenin/
Post a Comment for "Pebelajar (Learner) Sejati Butuh Belajar, bukan Diwajibkan Belajar"