Catatan Anekdot: Surat dari Royyan
Setiap anak lahir dengan membawa keunikan. Walaupun serumah dari dua orang tua yang sama, masing-masing anak tetap memiliki keunikannya sendiri. Begitu pula di dalam kelas, seorang guru akan menghadapi keunikan yang beragam. Dengan berbagai macam keunikan bawaan dari anak-anak didik mereka tersebut, menjadikan seorang guru makin kaya raya.
Halaman situs ini salah satunya akan menampilkan sisi unik dari berbagai keunikan mereka. Saat seorang guru, sebut saja namanya Pak Badrul, ketika mengajar, ada seorang murid laki-laki mendekatinya dan berbisik. "Pak Guru, saya ada surat untuk Pak Guru!"
"Untuk saya?" Tanya Pak Badrul.
"Iya, untuk Pak Guru!"
"Mana?"
Murid ini kemudian menyerahkan selembar kertas yang dilipat menjadi dua bagian yang ia anggap sebagai surat kepada gurunya. Pak Badrul dengan wajah sangat antusias dan menampakkan rasa penasaran yang tinggi menerima surat tersebut. Kemudian membacanya. Setelah membacanya dalam hati, Pak Badrul membelai rambutnya dan mengatakan 'terima kasih ya!'
Sang murid tersenyum, suratnya telah terbaca oleh gurunya. Ternyata sejak tadi ia duduk dan sibuk sendiri hanya untuk menuliskan perasaannya. Itulah salah satu keunikan mereka. Ia ingin menunjukkan rasa cintanya kepada gurunya melalui surat yang sederhana, namun sangat tulus.
Berikut isi surat sang murid:
"Pesan Untuk Guruku! Hai, guruku yang terhormat. Terima kasih karena sudah mengajarkanku setiap saat dan terima kasih engkau telah mengajarkanku berbagai hal, tetapi engkau tidak pernah lelah. Terima kasih."
Saat pelajaran usai, Pak Badrul mengulang rasa terima kasihnya kepada sang murid. "Terima kasih Royyan!"
Post a Comment for "Catatan Anekdot: Surat dari Royyan"